Kemarin muncul wacana dari Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera
Selatan untuk mengadakan tes keperawanan terhadap siswa sekolah. Rencana
itu akan dipraktikkan tahun depan. Tapi baru diusulkan, wacana sudah
menuai banyak kritik.
Lalu bagaimana sih cara memeriksa keperawanan itu?
Dokter
Ahli Andrologi dan Seksologi, Wimpie Pangkahila mengatakan, bicara
keperawanan itu sebelumnya harus ada kesepakatan soal definisi perawan,
apakah seorang perempuan pernah atau tidak melakukan hubungan seksual,
atau semata-mata karena selaput dara robek atau tidak.
Sebab, dia
melanjutkan, kalau definisi yang dipakai itu pernah atau tidak
melakukan hubungan seksual, berarti tes keperawanan itu tidak ada
hubungannya dengan selaput dara yang robek. Misalnya dia melakukan
masturbasi pakai alat atau jari hingga selaput dara robek, tapi tidak
pernah berhubungan seksual.
"Terus dites. Dan si perempuan
jawab, saya perawan karena tidak pernah melakukan hubungan seksual.
Terus dia tidak diterima sekolah karena selaput daranya robek, kan
kasihan cewek-cewek itu nanti. Kasihan mereka yang pernah masturbasi
pakai alat atau jari," kata Wimpie sambil tertawa.
Padahal, Guru
Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu melanjutkan, tes
keperawanan di situ kan menyangkut perilaku. Misalnya perempuan dites
apakah perilakunya buruk karena pernah melakukan hubungan seks bebas
atau tidak. "Karena menyangkut perilaku (seks bebas), tidak ada
kaitannya dengan selaput dara," terangnya.
Kemudian, soal cara
pemeriksaan selaput dara. Wimpie mengatakan, tidak semua dokter tahu
bagaimana cara memeriksa selaput dara itu. Seandainya tes sudah
dilakukan, apa sekolah yakin begitu saja, padahal untuk mengetahui itu
butuh verifikasi pendapat lain (second opinion).
"Jadi yang
memeriksa ini siapa? Dokter? Memangnya semua dokter tahu? Apa benar
dokter pasti benar pemeriksaannya? Terus bagaimana dengan second
opinion-nya. Misalnya ada pasien datang, kalau tes keperawanan salah
masak harus diulang-ulang? Karena tidak semua dokter tahu tentang
seksualitas," ujarnya.
Berikut ini beberapa cara tes keperawanan menurut Dokter Wimpie di rumah sakit.
1. Buka celana.
2. Wanita tidak sedang menstruasi.
3. Wanita diminta berbaring di tempat tidur, dengan posisi seperti orang sedang melahirkan.
4.
Kemudian dokter membuka kelamin, di sana bisa dilihat selaput dara
robek atau tidak (untuk melihat ini butuh pengetahuan dan ketelitian
tinggi, karena tidak semua dokter tahu dengan benar bila tidak ahlinya).
5. Jika selaput dara masih utuh, maka akan terlihat selaput tipis yang menutupi dinding dan bibir vagina.
6. Untuk melihat itu bisa dengan mata telanjang.
Namun
demikian, Wimpie mengatakan tidak adil jika keperawanan wanita selalu
dibesar-besarkan, sementara tidak demikian dengan masalah keperjakaan
pria. Keperjakaan tidak bisa dibuktikan sama sekali meski si pria sudah
pernah berhubungan seksual berulang kali, kecuali dengan pengakuan.
"Untuk
mengetahui perawan atau tidak dan perjaka atau tidak, itu satu,
pengakuan. Karena ini kaitannya dengan perilaku," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN BERKEMENTAR DEMI UNTUK MEMBANGUN AKAN KESEMPURNAAN BLOG INI.TERIM KASIH